Kesepakatan Masyakarat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN mulai berlaku pada 2015 mendatang. Jika pelaku Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) ingin tetap bisa bersaing, maka mereka harus bagus dalam manajemen, modal, dan kualitas produk (mutu). Kerjasama berbagai sektor para pelaku ekonomi sangat penting untuk menghadapi MEA 2015.
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Narotama menyelenggarakan Seminar Nasional tema “Kolaborasi Bank, Perguruang Tinggi dan UMKM Jatim Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”, Sabtu (8/11), dengan peserta pelaku UMKM di Jawa Timur.
Seminar dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi Prof. Dr. Soebandi, SE, Ak, CPA, dengan narasumber Dr. Atim Djazulli, SE, MS (Ketua Asia SEED – Indonesia), Basuki Budi Wuryanto (Pemimpin Divisi Kepatuhan Bank Jatim), Denny Alamsyah, ST, (Ketua HIPMI Jawa Timur), dan Dr. Agus Dwi Sasono, SE,MSi, Ak (Dosen Universitas Narotama).
Atim Djazulli mengatakan, Asia SEED (Small, Enterprise, Economy, Development) merupakan kesepakatan negara-negara di Asia untuk mengembangkan UMKM di masing-masing Negara. Diharapkan dengan adanya Asia SEED para pelaku UMKM di negara-negara Asia dapat maju bersama.
Basuki Budi Wuryanto menjelaskan kepada peserta seminar bahwa Bank Jatim mensuport terkait modal atau pendanaan untuk pelaku UMKM di Jawa Timur lewat KUR (Kredit Usaha Rakyat). Mulai besaran plafon pinjaman, persyaratan, dan bagaimana proses pengajuan kredit oleh pelaku UMKM.
Sementara itu, Denny Alamsyah dan Agus Dwi Sasono lebih menekankan pada peran HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) dan perguruan tinggi dalam mengembangkan UMKM. HIPMI memiliki 50.000 member se-Indonesia yang bisa digunakan berbagi pengalaman untuk keberhasilan UMKM, penelitian, dan pendampingan. HIPMI juga membentuk HIPMI perguruan tinggi dengan anggota para mahasiswa yang mempunyai bidang usaha. [ger]
Foto: Seminar Nasional tema “Kolaborasi Bank, Perguruang Tinggi dan UMKM Jatim Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”, Sabtu (8/11).